Pantun Tujuh ini saya buat untuk mencoba menggambarkan dinamika dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Kota tempat saya tinggal [sekarang].
Sakit mata karena debu
Lebih lagi terkena api
Penduduk kota bermacam suku
Suka santai di kedai kopi
Hati-hati kapal beradu
Tambat lah kapal jauh-jauh sekali
Kedai kopi sebagai pemersatu
Tempat lah proposal datang dan pergi
Fajar menjelang radio disetel
Biar banyak tahu berita
Orang Pinang hobby nyetel
Biar selalu tampil beda
Percuma ambil Kelapa
Kelapa diparang, air tak tumpah
Tak cuma tampil beda
Orang Pinang, rancak berkilah
Makan Bakso dengan tetangga
Tauke roboh, tak jadi lah gratis
Baliho terpasang dimana-mana
Semua tokoh, lah jadi narsis
Angin kencang, jangkar ditambat kokoh
Pulau terlihat jauh diujung mata
Semua orang, nak jadi tokoh
Penjahat pun dah tak ada kerja
Musim Mangga, buah duku tetap mahal
Berkarung-karung disukat-sukat
Musim Pilkada, semua suku dijual
masing-masing nak tunjuk hebat
Demikian tujuh pantun yang saya buat, pantun versi saya tentunya. Mengenai kaidah pantun yang benar, saya bukan ahlinya. Hanya penikmat. Tq udah join baca...
ciiiiiaaaaaammmiiiikkkk...............
BalasHapuskkammmsiiiaaaaaa..
BalasHapus