Minggu, 31 Juli 2011

Puasa Islam dan Puasa Kristen

Tulisan ini saya ambil saat menjelang pengumuman pemerintah Republik Indonesia mengenai penetapan 1 Ramadhan 1432 Hijrah atau awal puasa tahun 2011. Tulisan ini saya ambil dari filsafat.kompasiana.com. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua..

Berpuasa bagi umat Islam, hukumnya adalah wajib. Bahkan dituliskan di Al Qur’an, Surat Al Baqarah 2 ayat 183 yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,..”
Umat Islam menganggap bahwa hanya merekalah yang menjalankan puasa khususnya di bulan Ramadhan, yang katanya, bulan yang penuh dengan rahmat. Mereka menganggap umat lain di luar Islam, tidak pernah menjalankan puasa bahkan menganggap umat lain dengan sebutan kafir.
Bila diperhatikan dengan seksama ayat tersebut di atas, jelas sekali ada kata-kata “sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu..”
Pertanyaannya adalah, siapakah yang dimaksud dengan “orang-orang sebelum kamu?” Saya yakin pasti mereka akan menjawab, “ayah ibu” atau “kakek nenek” atau “buyut” mereka. Ingat! Agama Islam adalah agama yang terakhir yang diklaim oleh sebagian dari mereka sebagai agama yang menyempurnakan agama-agama sebelum mereka. Padahal itu adalah jawaban konyol dan salah besar. Bila mengacu kepada ayat tersebut, berarti Allah SWT juga mewajibkan orang-orang yang bukan (sebelum) agama Islam untuk berpuasa. Lalu siapakah mereka?

Sebelum agama Islam lahir, ada beberapa kepercayaan (kalau tidak mau disebut agama) yang dianut oleh orang-orang di dunia Arab (asal 3 agama besar lahir), yaitu Yahudi, Kristen, dan Jahiliyah. Yahudi, Kristen, sudah tahu. Sedangkan Jahiliyah, adalah situasi bangsa Arab sendiri, yaitu pada masa masyarakat Arab pra-Islam sebelum diturunkannya al-Qur’an, dimana hidup serabutan, kacau balau karena belum ada petunjuk dari Allah SWT (yang diklaim umat Islam sebagai Al Qur’an).
Nah, berarti umat Yahudi, Kristen, dan kaum Jahiliyah pun diwajibkan untuk berpuasa. Sungguh adil Allah SWT itu. Berarti pula, umat Islam sekarang ini justru mengikuti kewajiban yang telah disampaikan sebelumnya, tinggal mau nyontek yang mana? Yahudi, Kristen, atau kakek moyangnya yang kafir (Jahiliyah)? Silakan Anda menjawab sendiri.
Kewajibannya sama yaitu berpuasa, hanya tata cara dan waktu pelaksanaannya yang berbeda. Tujuannya adalah sama yaitu menyucikan diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan agar iman ini tetap terpelihara untuk satu tujuan mulia yaitu Surga.

Di Islam sendiri puasa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu puasa Sunnah dan puasa Wajib, yang masing-masing ada maksud dan tujuannya. Namun umat Islam jelas melaksanakan yang WAJIB karena merupakan salah satu dari 5 rukun Islam.
Bagaimana dengan Puasa Kristen?
Di dalam Kitab Suci Alkitab (bukan hanya Injil), banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang puasa dan arti serta maksud dan tujuannya. Bahkan Tuhan menganjurkan untuk berdoa dan berpuasa dalam setiap kesempatan. Alkitab tidak mengharuskan atau menjadwalkan hari, tanggal, dan bulan berpuasa (kecuali di zaman Perjanjian Lama – zaman Taurat). Di zaman Perjanjian Baru – zaman Anugerah – zaman Yesus, berpuasa itu setiap saat. Mengapa? Karena puasa Kristen adalah puasa yang bersifat rohani vertikal (hubungan pribadi dengan Tuhan), bukan puasa jasmani (YESUS pun berpuasa). Karena itu saat orang Kristen berpuasa, bisa berbeda antar sesama Kristen baik waktu maupun tata cara pelaksanaannya.
Sebagai contoh, bulan Juli diadakan kegiatan Doa dan Puasa di gereja A. Tapi tidak di gereja B, juga yang lainnya. Tapi ada juga kegiatan Bulan Doa dan Puasa untuk seluruh umat Kristen, tapi tidak ada yang melarang apalagi menghukum apabila ada umat Kristen yang tidak melaksanakannya. Karena Puasa Kristen tidak ada hubungan sama sekali dengan Surga. Masuk Surga bukan karena berpuasa, tapi percaya dan beriman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Karena sifatnya rohani vertikal, maka tidak bisa dibatasi atau diatur oleh waktu dan tempat. Kapan saja, siapa saja, dimana saja, silakan berpuasa. Karena ketika orang Kristen berpuasa, dia sedang “menyelami” hadirat Tuhan di dalam hidupnya dan sedang menguduskan diri untuk lebih dekat dan untuk mengetahui apa kehendak Tuhan di dalam hidupnya. Caranya?
Bisa dengan cara tidak makan dan tidak minum selama beberapa waktu tertentu. Bisa jam, hari, minggu, atau bulan. Dan setelah itu kembali ke kegiatan normal. Tuhan itu Maha Kuasa, tidak bisa dibatasi oleh waktu dan tempat, apalagi ditentukan oleh manusia kapan berpuasa. Tuhan melihat hati bukan fisik. Memang, dengan berpuasa, kita menahan lapar, dengan menahan lapar kita sebenarnya sedang berperang dengan keinginan daging. Makan, minum, adalah keinginan daging. Untuk bisa menyelami hadirat Tuhan, tidak bisa dengan kedagingan. Tuhan itu Roh. Karena itu kita harus melakukannya secara roh, yaitu dengan mengalahkan kedagingan kita. Salah satunya ya menahan lapar dan haus tersebut.

Karena berpuasa itu sifatnya pribadi (dengan Tuhan), maka kita tidak perlu menunjukkan kepada orang lain (walaupun sesama Kristen) bahwa kita sedang berpuasa.
Matius 6:16-18
Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Yang tahu bahwa kita sedang berpuasa hanya Tuhan. Justru dengan kita berpuasa dan bertemu dengan orang yang tidak berpuasa dan kita kuat, itulah kemenangan puasa kita. Sebaliknya, bila kita sedang berpuasa, bertemu dengan orang yang tidak berpuasa lalu kita tergoda, berarti kita kalah. Kedagingan mengalahkan roh. Dan di sini tidak ada istilah batal, lalu membayar hutang puasa kita di lain kesempatan. Di Kristen tidak mengenal istilah batal puasa atau hutang puasa.
Kemenangan berpuasa adalah ketika kita bisa melawan kedagingan kita. Biarlah yang tidak berpuasa menggoda kita, semakin digoda, akan semakin kuat.


Selamat menjalankan ibadah puasa!

1 komentar:

  1. Seberapa persenkah saudara-saudara dari Kristen yang secara rutin menjalankan puasa? Islam menentukan waktu, tiada lain dimaksudkan untuk melatih jiwa manusia agar menjaga jarak dengan urusan dunia (kedagingan). Dengan demikian, umat Islam secara rutin melakukannya. Kalau tidak ditentukan kapan dan harinya serta hukumnya, kayaknya akan sedikit orang untuk melakukan peribadatan puasa.

    BalasHapus