Jumat, 12 November 2010

PNS Oh PNS

Rasanya sebagian besar orang muda Indonesia yang telah mengenyam pendidikan SLTA keatas, pernah ikut ujian masuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Banyak yang lebih dari sekali malah. Sepertinya mengikuti ujian masuk PNS adalah sebuah keharusan. Entah itu dorongan keinginan pribadi, desakan orangtua, pacar, mertua atau sekadar ikutan rekan sekantor yang mencoba peruntungan.
Lalu, tes ini juga menjadi sebuah penantian manis bagi putra-putri daerah yang baru atau akan lulus kuliah. Oase segar dari semua pilihan pekerjaan. Profesi ideal. Ideal?
Iya benar/  Benar - karena puluhan ribu orang Indonesia sudah sepakat membawa dirinya mengikuti tes masuk ini. Bukti konkret bahwa kehadiran mereka adalah pilihan mayoritas untuk memilih profesi yang benar.

Fenomena ini semakin menarik karena banyak orang yang sudah memiliki pekerjaan tetap menahun dan pemilik-pemilik usaha skala menengah berani melepas segalanya apabila diterima jadi PNS. Jangankan itu, anggota dewan saja - ada yang berani meletakkan jabatannya jika diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Terlepas dari itu semua, profesi yang kerap jadi ledekan bahkan hinaan bagi pegawai swasta dan entrepreneur (yang gagal jadi PNS) ini, memberikan ketenangan bathin bagi banyak orang. Yang utama, apalagi kalau bukan penghasilan tetap sekaligus rutin plus uang pensiun seumur hidup yang bisa dihadiahkan kepada suami/isteri bahkan anak!

Belum lagi tambahan pemasukan diluar gaji dari negara. Atau tunjangan jabatan yang melekat seiring kenaikan promosi jabatan. Memang banyak yang membuat iri orang diluar lingkaran tersebut. Wajar.
Selain itu, jadi PNS [sepertinya] santai. Jadwal dan jam kerja boleh dikatakan sangat teratur. Sangat diatur oleh daerah/ negara. Diluar ketentuan jam dinas, boleh memberikan argumen keberatan atau malah dapat uang lembur [mungkin]. Tak seperti swasta, memiliki jangka waktu kerja yang sangat fleksibel. Sehingga saat untuk menikmati diri dan keluarga sangat sedikit.

Korupsi? Kalau mengenai ini, menurut saya semua orang dan semua profesi mengenalnya. Finalnya, tergantung oknumnya (semoga korupsi dinegara tercinta, semakin langka. Amin)..... Btw, masih tertarik kah ikut tes PNS?

Kamis, 11 November 2010

MESTINYA

Mestinya ada bunga diatas vas, disamping meja makan, tempat sarapan pagi dihidangkan, sambil memandang matahari pagi merambat mendaki lembah, melumuri punggung bukit yang membentang bagaikan ikan paus didepan teras kamar hotel, tempatku menginap menuliskan rencana-rencana raksasa.

Mestinya ada bau harum, rambut hitam panjang yang tergerai diatas seperai dan sepasang mata yang bersinar terang, lalu senyum diatas bibir yang tak berhenti untuk tersenyum, sepasang tangan yang akan memeluk dan sepasang buah dada yang menganga, serta musik asmara yang basah birahi.

Mestinya ada cita-cita yang tinggi, akal yang tak pernah kering, serta usaha yang terus-menerus, untuk mengucapkan dan mewujudkan segala yang tercipta dalam mimpi dan imajinasi, agar ulang tahun ke lima puluh Republik ini menjadi lebih semarak.


Mestinya aku juga berhenti meminta banyak hal yang tak ada, lalu melakukan segalanya dari kosong, seperti dilakukan oleh para pejuang negeri ini yang merebut kemerdekaan dengan nyawa, tanpa keinginan untuk menikmatinya sendiri.
Mestinya aku bekerja saja dan menghentikan berfikir, karena begitu berfikir, aku akan terus menimbang untung rugi dan buntutnya tak pernah berjuang.

 [Putu Wijaya - 1995]

Rabu, 10 November 2010

Gerakan Sholat untuk Kesehatan Tubuh

Sholat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tapi juga gerakan-gerakan salat adalah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, sholat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.

Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaannya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.
Begitu pula dengan sholat, merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam salat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:
Takbiratul Ihram:, berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ruku’: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat, Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I’tidal:, Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaat: i’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

Sujud: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Duduk:,Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaatnya, saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam:, Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaatnya untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Gerakan sujud dalam sholat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Bahwa darah tidak akan memasuki urat syaraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang bersembahyang yakni ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar salat waktu yang diwajibkan oleh Islam.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).


Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam sholat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar. Yang menarik, menurut penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam desertasinya yang berjudul “Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respons Ketahan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Siko Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahannkanya beberapa waktu lalu.

Salat tahajud ternyata bukan hanya sekadar salat tambahan (sunnah muakkad) tapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis sholat ini menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonolagi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfositnya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulanggi masalah yang dihadapi.
Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol. Parameternya, bisa diukur dengan kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kotrisol pada pagi hari normalnya anatra 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter. “Kalau jumlah hormon kotrisolnya normal, bisa didindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Bergitu sebaliknya, ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.
Menurut DR. Sholeh. Orang stes itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan tahajjud yang dialakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas secara tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan teknik medis menunjukkan, salat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahan tubuh yang baik. (to/berbagai sumber)

Selasa, 09 November 2010

Gumpalan Emosi Putu Wijaya

Kali ini, saya menyalin ulang beberapa penggal emosi Putu Wijaya dalam Zat (buku cetakan pertama: Januari 1996).
[saya menyukai karya Putu Wijaya, khususnya Zat...]

LELAKI
Masih terlalu pagi, seorang lelaki minum kopi. Lalu ia menatap dalam-dalam ke atas pembaringan, tempat anak-isterinya bergelut. Alangkah bahagianya punya keluarga, rumah, tetangga, sahabat, pekerjaan tetap dan nafkah bulanan. "Tetapi aku tak punya kebanggan."
Kutinggalkan kau semua hari ini untuk mengembara, katanya menahan sedan.

MAMA
Kehilangan suaramu di dalam rumah membuat kota terasa sepi

PAPA
Seorang pembalap melesat disoraki oleh massa yang histeris, tapi menjelang garis finish ditikungan sepi yang tak berbahaya, seorang anak datang berlari dan melambainya. PAPA. Pembalap itu menoleh, ia tak pernah sampai...

HADIAH
Ingin kubeli selembar kaos oblong, untuk hadiah lebaran yang baru lewat, warnanya hitam dengan gambar sepatu, hanya saja aku takut kalau kau tak suka, lantas memberikan itu pada pembantu, karena kau telah dididik memulyakan harga lebih dari rasa dan cinta yang tulus.
Ingin kuberikan kamu cinta, tetapi aku tak mampu mengirim dengan bahasa, yang kau mengerti dan sukai, kata-kataku kaku dan ungkapanku kasar, karena aku seorang pekerja, sementara kau telah menjadi bunga di dalam vas, yang membutuhkan suara piano.
Akhirnya...
kutulis ini, kubaca sendiri dan kukirim dalam hati, barangkali sesekali dalam tidurmu ada suara melenting dan menerobos mimpimu, bagai bola-bola kristal yang berpedaran, mungkin sekali asing dan bising: tetapi percayalah, semua itu kuberikan dengan sepenuh hati.

KUBIARKAN
Kubiarkan pintu terbuka, jendela terbuka, pagar terbuka, agar yang hendak masuk tidak ragu, tak peduli hari sudah larut, karena aku sedang menunggu seseorang yang sudah kudambakan puluhan tahun untuk bertandang kedalam sanubariku, untuk bertatapan, meskipun... makin lama aku makin yakin, tak seorangpun yang akan muncul, barangkali keinginan untuk membuka itulah yang sedang masuk kedalam hidupku diam-diam, sehingga aku meregang segala yang sudah pernah aku katupkan.

RAJA
Aku raja disini: dalam pikiranku, jangan mencoba datang lebih dekat, karena kau akan pulang dengan rasa benci, ini adalah sudut pribadi tempat aku telanjang dan membunuh diri berkali-kali, tempat aku tidak bermalu dan melakukan segala percobaan, karena kupikul dunia, kupikul dosa, kulakukan segala-galanya yang gila yang akan mustahil kau bayangkan.

BENARKAH
Benarkah kau ada ketika kau dimiliki oleh orang yang kau cintai: bukan ketika kau memiliki orang yang kau cintai, atau... tidak dimiliki oleh yang tidak mencintaimu.
Aku ragu, karena setiap kali kupikirkan, semuanya menjadi benar. Seakan kebenaran ada dimana-mana dan kita terpaksa melupakannya karena takut tersesat.

Thanks dah join baca, lain kesempatan akan saya tulis lagi penggalan-penggalan yang menyenangkan ini...

Selasa, 02 November 2010

Wedhus Gembel dan Wedhus Beneran

Saya bukan pedagang Wedhus (kambing). Saya memilih judul ini karena Merapi masih gencar-gencarnya mengeluarkan debu vulkanis atau awan panasnya, yang oleh orang Jogja lazim disebut Wedhus Gembel.
Awalnya saya bingung kenapa awan panas itu bisa-bisanya disebut 'Kambing Gembel'. Ternyata imajinasi penduduk Jogja (warga Merapi khususnya), melihat gumpalan debu yang bergerak turun timpa-menimpa itu; membentuk rangkaian bulu kambing/ domba yang dekil tak terurus, dan kusam.
Awalnya saya juga bingung, kenapa setelah Merapi menewaskan Mbah Maridjan dan puluhan orang lainnya, masyarakat sekitar masih berani-beraninya pulang kerumah untuk menjenguk Wedhus atau ternak mereka. Realitanya, pemerintah lewat instansi terkait di Jogja, sudah mengeluarkan larangan resmi untuk tidak kembali ke rumah. Karena status Merapi masih awas. Artinya, status kewaspadaan tertinggi untuk sebuah gunung sebelum ia meletus.

Sebenarnya Gunung Merapi tak asing bagi saya dan rekan-rekan. Semasa kuliah, saya aktif menyambangi Merapi (tahun 2000 sampai 2005). Perkenalan saya dan Lereng Merapi mulai intens saat mulai bergabung dengan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) kampus, Mapala STIE YKPN Yogyakarta. Saya di 'baptis' menjadi anggota organisasi tersebut di kali (sungai) tak jauh dari Pelemsari, Desa Kinahredja.
Selanjutnya, saya dan Lereng Merapi plus penduduknya cukup kerap bersua. Kali Kuning hingga Pos II Pendakian Merapi jadi arena kami berlatih. Belajar navigasi darat/ pemetaan, atau sekadar bermalam mencari udara dingin dan kabut. Tak terhitung sudah berapa kali menyambangi tempat-tempat itu.
Disana, kami kerap menginap dirumah Pak Pudjo, tempat sobat-sobat (Mapala lain) sering menginap di Kinahredja, selain rumah Mbah Maridjan tentunya. Posisinya kira-kira 300-an meter di bawah rumah Mbah Maridjan.

Kembali ke bahasan sebelumnya. Mengenai keberanian masyarakat Merapi menjenguk Wedhus atau peliharaan mereka saat Merapi dalam posisi sulit. Saya kembali teringat seperti apa kemesraan warga Merapi dan ternaknya.

Wedhus, Sapi, Kuda, Ayam atau apalah jenis peliharaan mereka, itu adalah sentral kehidupan. Saya teringat saat banyak orang-orang Merapi yang sering kami jumpai di bukit-bukit jauh dari pemukiman: membawa pikulan - pikulan besar yang berisi rumput segar. Tentunya butuh pengorbanan yang berat untuk turun naik bukit memikul rumput sedemikian banyak. Padahal disekitar jalan aspal sepanjang Kinahredja banyak juga (seperti) rumput segar. Karena posisi Kinahredja sudah cukup tinggi, jauh dari asap kendaraan dan sejuk selalu.

Hampir tiap pagi Kinahredja selalu diramaikan pemerah susu. Sapi mereka sendiri. Status mereka rata-rata sebagai pemilik modal disana. Bukan seperti pemerah susu yang digaji dipeternakan besar. Ada pick up yang menjemput susu untuk dijual ke pasar tiap pagi. Mungkin buat pasokan pasar-pasar sepanjang Jalan  Kaliurang. Mungkin itu juga sebab mereka mencari rumput segar jauh hingga kebukit - bukit. Untuk kualitas susu.

Selain beternak, paling (menurut pengamatan saya) pekerjaan mereka membuka ladang. Tapi tak banyak yang menekuni profesi ini. Karena hampir tiap rumah disana memiliki ternak. Beragam. Rata-rata Sapi. Atau kombinasi beberapa hewan ternak sekaligus, dan mereka total dalam perawatan ternaknya. Dirumah Pak Pudjo, tempat Mapala kampus kami biasa berteduh; beliau juga memelihara Kuda. Kuda yang biasa dipakai untuk Labuhan Merapi, sebuah prosesi adat Keraton Yogyakarta di Gunung Merapi.

Dari gambaran itu, tak berlebihan rasanya jika warga Lereng Merapi masih menyempatkan diri menjenguk Wedhusnya disela-sela 'Merapi lagi Mbangun' kata almarhum Mbah Maridjan. Ternak itulah yang membuat mereka hidup layak dari generasi ke generasi di Pelemsari, Kinahredja. Jadi naif rasanya jika banyak yang mengatakan kenapa harus mempertaruhkan nyawa hanya untuk menjenguk ternaknya. Ternak itu sentral sosial mereka. Sentral ekonomi dan pusat aktivitas. Tak bisa dibayangkan jika warga Lereng Merapi hidup tanpa ternaknya.

Itulah pengalaman saya selama bergaul dengan Merapi. Dan doa kami untuk Bu Pudjo yang menjadi korban Wedhus Gembel, yang telah dimakamkan bersama dengan 20 korban lainnya. Buat Pak Pudjo yang terkena luka bakar hingga enampuluh lima persen di RS Sardjito Jogjakarta, semoga lekas sembuh.
Buat pembaca yang ingin menyumbangkan barang apa saja untuk membantu kebutuhan pengungsi di lokasi, dapat mengirimnya ke Mapala STIE YKPN (Mapastie) GMH 109, STIE YKPN - Jalan Seturan, Jogjakarta. Sebelumnya, kami ucapkan terimakasih atas partisipasinya.

                                       [Mohammad Endy Febri, Ketua Mapastie 2002 - 2004]

akhirnya Pak Pudjo meninggal Jumat, 5/11/2010