Kamis, 30 Juni 2011

Pekerjaan adalah Kesempurnaan Kehidupan?

Puaskah dengan semua pencapaian anda selama ini?
Sudahkah segala yang telah dilakukan, memberi anda kehidupan yang lebih baik?

Rasanya jawaban untuk pertanyaan - pertanyaan diatas lentur sekali. Tapi yang jelas, jika kita tak memiliki segudang kesabaran dan rasa syukur  yang lebih, akan muncul pertanyaan baru: apa lagi yang akan saya cari?
Kita tak akan pernah puas dengan semua capaian yang telah kita raih. Karena kita selalu memiliki pembanding. Dan pembanding itu - lazimnya – pasti diatas ekspetasi yang telah kita miliki.
Tentu ekspetasi itu tak hanya berupa lembaran uang. Uang didapat melewati proses kerja. Dan kerja itu adalah pengabdian hidup – yang berarti: kehidupan. Penghargaan dari sekitar dan lingkungan yang nyaman - juga merupakan prioritas kehidupan/
 Kerja bukan cuma tentang menghasilkan uang untuk membayar keinginan. Kerja melibatkan rasa, interaksi dan cinta. Karena kerja adalah rutinitas yang membentuk gaya hidup kita.
Jika menilik teori piramida ciptaan Abraham Maslow; pekerjaan masuk kedalam semua kategori kebutuhan manusia. Dari kebutuhan terendah hingga puncak piramida kebutuhan. Pria yang menelurkan teori motivasi hirarki kebutuhan manusia itu; membagi kebutuhan manusia digolongkan kedalam kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan puncaknya adalah aktualisasi-diri.
Kerja, selain untuk mengisi perut dan memenuhi kebutuhan mendasar lainnya - mempertahankan pekerjaan yang kita jalani sekarang - muaranya adalah aktualisasi diri. Tak heran banyak orang yang berhenti kerja dan mencari dunia baru (pekerjaan baru). Entah itu karena motif ekonomi atau aktualisasi diri. Jika bertahanpun, kita pasti memiliki banyak jawaban. Paling tidak, alasan yang mendasar tadi, yaitu motif ekonomi. Atau keragu-raguan semata/
Lain Maslow, lain lagi menurut Danah Zohar dan Ian Marshall dalam bukunya Spiritual Capital (2005). Mereka membantahnya. Katanya; Teori Hirarki Kebutuhan Maslow itu mestinya dibalik.
Menurut hemat saya  – Walaupun teori itu dirombak seperti apapun, korelasi pekerjaan dan kehidupan akan selalu begitu. Pekerjaan adalah semua akumulasi diri. Baik itu pemenuhan kebutuhan lahir, batin dan semua aspek diluar keduanya. Karena pekerjaan adalah rutinitas yang membentuk pola hidup dan pola fikir seseorang untuk menjadi manusia matang.
So, apakah pekerjaan sekarang membahagiakan kehidupan anda?
Apa lagi yang akan anda cari?

Hanya diri kita yang bisa menilai apakah pekerjaan kita, kehidupan kita dan uang kita sekarang sudah sesuai dengan penilaian kita mengenai hidup yang sempurna.
Hanya kita yang tahu apakah pengorbanan waktu kita seimbang dengan raihan untuk membahagiakan diri sendiri atau manusia tercinta disekitar kita.
Asal tak ragu, hanya diri kita juga -  yang memiliki jawaban apakah kita harus bertahan atau memulai  pekerjaan (kehidupan) baru.
Jika dirasa jauh dari pola kehidupan seharusnya, tambahkan pundi keikhlasan dan tabung rasa syukur lebih dari orang lain. Mudah – mudahan akan menuntun anda ke formula yang benar pada saatnya.

Mohammad Endy Febri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar