Minggu, 05 September 2010

Hendak Jadi Kepala, Buang lah Perangai yang Cela


"Penguasa kerajaan Buaya tentulah Buaya pula"

Judul diatas merupakan kutipan dari salah satu kalimat yang digubah dalam Gurindam Duabelas karya Raja Ali Haji (RAH): seorang sastrawan dan ulama besar dari Pulau Penyengat [sekarang masuk wilayah kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau]. Makna dari kutipan diatas adalah: Jika berkeinginan jadi pemimpin, hilangkanlah sifat - sifat yang tidak baik.

Sepertinya pemikiran RAH tersebut [menurut saya] tak cuma mengandung makna politis. Tapi ada unsur moral atau 'sufisme' jika dikaitkan dengan mental atau agama.

Hendak jadi kepala/ pemimpin itu bukan lah hal yang sulit. Minimal, setiap orang adalah pemimpin bagi jiwanya sendiri. Tapi berlaku kah hal tersebut untuk jadi pimpinan dari sebuah komunitas atau sekumpulan orang?
[untuk memimpin sekumpulan orang atau kelompok, mutlak harus didukung oleh mayoritas. Dan mayoritas tersebut, tentu memiliki standar nilai yang sudah dianut dan disepakati]

Parahnya: jika kelompok tersebut memiliki kesepakatan standar nilai 'sendiri' untuk tujuan yang tak baik. Tentu lah rangkaian kalimat - hendak jadi kepala, buang lah perangai yang cela tadi - tak kan digubris lagi. Yang utama hanyalah kepentingan bersama.

Akhirnya, jadilah pemimpin yang dipilih itu: tak lagi dinilai moralitasnya. Tak penting lagi apakah ia ular, biawak atau buaya. Yang penting calon pemimpin tadi bisa dipoles seperti gadis cantik yang menanti hari pernikahan. Tak peduli apakah ia pemabuk, pejudi, penipu, pezinah atau dari golongan munafik. Yang penting, sosoknya bisa memberi keuntungan pada hari kemenangannya kelak.

Yang mengantarkan kemenangan pemimpin seperti ini adalah orang tipe sejenis dengan sang calon pemimpin. Karena yang memimpin ular adalah ular, pemimpin negeri biawak tentulah biawak dan penguasa kerajaan buaya tentulah buaya pula. Kita tinggal menunggu kehancuran jika banyak orang yang menginginkan pemimpin - pemimpin yang bisa 'dikreasikan' oleh mereka.

Semoga tak terjadi di negara dan di daerah kita. Amin. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar