Selasa, 07 September 2010

Politisi dan Opini Publik

Kesempatan kali ini, saya mau berbagi pemahaman saya mengenai citra atau pembentukan opini publik. Khususnya kreasi opini yang diciptakan oleh politisi.

Opini adalah peluru bagi senapan pencitraan. Opini merupakan material inti untuk membangun sebuah pemahaman yang diinginkan. Dalam bahasa pemasaran; pembentukan opini adalah investasi [bagi si politisi].
Naah..untuk jadi politisi hebat; selain harus dikenal, karakter yang ingin ditonjolkan harus dibangun dengan pencitraan yang benar. Karena yang dijual adalah konsep berfikir, gesture tubuh dan cara berinteraksi/ sosialisasi. Ekstremnya: menjual paket jiwa dan raga si politisi.

Pembentukan opini ini berkaitan erat dengan media, forum atau alat peraga lain yang bisa menyampaikan simbol - simbol yang diinginkan ke publik. Makanya tak heran jika politisi sangat dekat dengan kata narsis dan eksis. Yaitu kelakuan yang selalu ingin menonjolkan diri dan 'tidak ingin terlupakan'.

Isu dan kejadian yang paling doyan diceburi para politisi adalah hal yang menyangkut kebutuhan/ keinginan orang banyak. Karena akan selalu menarik dan jadi pusat perbincangan. Ide yang ditelurkan harus segar dan memihak mayoritas. Jika pun tidak dengan terobosan seperti itu: harus melahirkan ide kontroversial yang bisa melibatkan banyak pihak terlibat didalamnya. Dan si politisi harus selalu menjadi sentral plus 'menggaungkan diri' sebagai pencetus konsep ide baru itu.

Diluar pola diatas, politisi yang sukses juga harus memelihara massa yang cukup militan untuk membantu pembentukan opini yang dikehendakinya. Massa inilah yang jadi lingkaran inti. Dari lingkaran inti ini kelak, isu atau citra seperti apa yang hendak dibangun - dimulai. Apakah hendak membangun citra positif tentang konsep pemikirannya atau sedang ingin menjatuhkan citra lawan politik yang dianggap rival.

Citra positif inilah yang dijaga mati - matian oleh para politisi dan institusinya. Dengan cara apa pun. Berusaha jadi Robin Hood atau pahlawan dalam semua kisah masyarakat. Pembentukan opini positif ini sangat menguras tenaga, dana dan fikiran mereka. Tak heran jika makin matang si politisi dan partainya, cenderung semakin anti kritik mereka. Karena ngotot menjaga integritas diri dan komunitasnya. Tentu dengan dalih, trik dan bermacam argumen yang disetting sedemikian matang dan bijaknya.

Ok lah. Sampai disini dulu celoteh saya
Thanks ya -  bagi yang udah nyempetin baca........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar