Selasa, 17 Agustus 2010

Enaknya Tinggal di Wilayah Perbatasan

Saya tinggal di daerah perbatasan. Tidak terlalu jauh dari Singapura dan Malaysia. Tanjungpinang nama kotanya. Masuk dalam wilayah Pulau Bintan. Kenapa saya bilang enak tinggal di daerah perbatasan? nanti akan saya jelaskan.

Kota Tanjungpinang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Nah, Tanjungpinang ini ibukota provinsinya. Walau Batam lebih maju, modern dan berkembang pesat, Tanjungpinang tetap dituakan dan dihargai sebagai 'kota lama' yang dianggap tepat untuk dijadikan kota induk untuk ibukota provinsi.

Jika hendak ke Singapura atau Malaysia, Tanjungpinang merupakan kota alternatif di Indonesia yang bisa dijadikan acuan. Tak makan waktu lama, kita akan menjejakkan kaki ke negeri tetangga itu. Ke Singapura cukup duduk kurang dari dua jam saja. Begitu juga ke Malaysia; turun di Johor tentunya.
Angkutan favorit dan yang paling utama untuk menuju ke dua negara itu adalah speed. Speed adalah sebutan orang Kepri untuk kapal cepat berbahan fiber, yang kira - kira bisa memuat penumpang dari kapasitas 50 sampai 200-an orang lebih.

Cukup introduksinya ya, sekarang saya jelaskan alasan mengapa tinggal diperbatasan itu menyenangkan...

Sebelum bercerita lebih jauh, saya bilang enak; karena saya tinggal didekat Singapura dan Malaysia. Bukan dengan negara konflik atau negara miskin yang doyan kudeta. Coba di kawasan Gazza atau negara di Afrika yang sering perang etnis tak berkesudahan. Tidak akan senyaman Tanjungpinang...ehm...ehm.

Liburan keluar negeri bukan cuma khayalan kalau kita tinggal di Tanjungpinang. Jalan - jalan ke Singapura dan Malaysia sudah seperti beli gorengan di perempatan terdekat [lebay ya.wkwkwkwkw]
Dengan modal Rp 500.000 kita sudah dapat ongkos PP untuk melancong ke negara - negara itu. Masih dapat kembalian lagi, walau cuma sedikit. Apalagi kalau berangkatnya dari Batam [buat yang turun di Bandara Hang Nadim Batam].

Tujuan main ke Singapura atau Malaysia tak cuma untuk cuci mata: shopping, nyari barang bagus untuk dijual lagi, cek kesehatan, bertemu teman atau kerabat juga merupakan agenda yang sudah biasa dijalani warga Tanjungpinang bila melancong kesana.

Itu dari sisi kepuasan batinnya. Ada lagi keuntungan ekonomisnya. Banyak malah. Yang saya sebutkan ini hanya transaksi ekonomi kelas bawah saja... Nah, pedagang - pedagang di Tanjungpinang, terutama yang didekat pasar akan lebih banyak order atau keuntungan jika bekerja lebih pada hari Sabtu, Minggu atau hari - hari libur nasional di Singapura dan Malaysia. Mereka akan menyerbu Tanjungpinang, seperti pasukan khusus yang menyerbu targetnya. Baik itu bergerombol lewat paker tour, atau sekumpulan keluarga/ teman saja. Dipastikan harga agak berbeda sedikit.Agak naik lah. Maklum nilai mata uang mereka sepertinya lebih tinggi daripada rupiah yang bagi kita sudah sangat menggiurkan itu.
Begitu juga dengan taxi, motel/ hotel dan rumah makan langganan mereka. Dapat lah tambah - tambah.

Itu baru dua dari banyak keuntungan tinggal diwilayah perbatasan. Mata saya sudah pegal baca tulisan yang mulai menumpuk ini, lain waktu saya akan berceloteh lagi apa enaknya tinggal di wilayah perbatasan. Cao...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar