Selasa, 17 Agustus 2010

Patriotisme dalam Puasa

Ramadhan 1431 Hijrah atau Tahun 2010 ini memiliki warna lain. Jika biasanya hanya diisi kekhusyukan ummat muslim menjalankan ibadah puasa, tahun ini ada moment ekstra. Ya, apalagi kalau bukan bulan Agustus itu sendiri. Serta satu peristiwa tambahan.

Ramadhan yang bertepatan dengan bulan Agustus kali ini, memiliki nuansa yang sedikit aneh. Lazimnya, Ramadhan dijalani dengan ketenangan [karena orang - orang mengurangi gerak motorik tubuh dan menahan keinginan mekanik lahir - bathin], tapi tidak kali ini: Ada energi yang menyentak - nyentak disela diam dan tenang itu.

Pertama, sebelum masuk Ramadhan hingga awal Ramadhan lalu, peringatan acara - acara HUT Republik Indonesia yang genap berumur 65 tahun hari ini: [17 Agustus 2010] tetap saja berlangsung meriah, kendati dalam kondisi berlapar dan berdahaga ria. [salut buat anak bangsa ini.]

Kedua, Ramadhan agak memanas tahun ini. Amarah putera - puteri Indonesia secara kumulatif membentuk grafik tensi yang semakin meninggi hampir secara serempak dan bergelombang. Karena dipicu oleh perlakuan yang tidak mengenakkan kepada negara yang sudah berumur kepala enam ini. Apakah tidak cukup tua untuk dihargai dan dihormati?
Malaysia, negeri serumpun kita itu kembali berulah. Teritorial Republik yang kaya dengan laut dan pulau ini, seakan jadi halaman belakang mereka saja. Halaman bermain dan untuk buang sampah.

Tiga pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) asal provinsi Kepulauan Riau (Kepri) ditahan dan 'disandera' - dibawa ke Johor Bahru, Malaysia. Kapal Patroli DKP Kepri yang menangkap basah lima kapal nelayan Malaysia yang sedang mencuri ikan itu; dihadiahi tembakan peringatan oleh kapal Polis Diraja Malaysia agar melepaskan para nelayan berikut kapalnya. Aneh bin ajaib. Tembakan peringatan tersebut dilepaskan di wilayah perairan Indonesia, tepatnya di sekitar laut Pulau Bintan. Seperti mengusir pemilik rumah dari pintu belakang agar si empunya meninggalkan rumahnya lewat pintu depan.
Finalnya, skor berakhir 7 - 3. Tujuh untuk jumlah nelayan yang ditangkap. Tiga untuk abdi negara Indonesia yang dibawa ke Malaysia.


Media cetak, media elektronik, tokoh nasional, tokoh kampung, OKP, LSM, tua muda, miskin kaya, kompak bergerak membuat mexican wave. Meluapkan emosi dengan cara dan ritme yang berbeda. Tapi muaranya sama. Menuntut pemerintah lebih tegas terhadap Malaysia, negara serumpun yang kerap memandang rumpun sebelah ini dengan sebelah mata [atau tak dipandang sama sekali]


Ramadhan kali ini diliputi semangat patriotik yang galau. Ternyata lapar dan dahaga tidak memberi jalan dan ruang bagi rakyat Indonesia menjadi kerdil. Iman dan patriotisme adalah kombinasi yang mematikan. Semoga pemerintah juga tidak menjadi kerdil atas semua toleransi yang mengatasnamakan persahabatan antar-negara dan demokrasi dunia itu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Selamat HUT RI ke-65. Kami masih bangga menjadi wargamu. Masih menyenangkan jadi orang Indonesia, kendati keadaan semakin sulit.
Terimakasih Pahlawan. Patriotisme itu akan selalu ada didada, walau kerap tak terucap...




[Tulisan ini hadiah untuk peringatan HUT kemerdekaan bangsa yang besar ini. Hanya ini yang dapat saya berikan. Dirgahayu Indonesia ke-65. Merdeka!!!]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar